Banyak orang berfikir bahwa kedewasaan seseorang
ditentukan oleh umur. Saya sebenarnya kurang paham apa makna kedewasaan bagi
mereka. Bagi saya kedewasaan sama sekali tidak bisa ditentukan dengan umur.
Kedewasaan adalah kematangan pola pikir. Bagi saya yang terpenting disini
adalah pola pikir. Pola pikir manusia yang belum matang, maka manusia itu belum
bisa dikatakan dewasa. Dari pola pikir, manusia bisa menentukan apa yang akan mereka
lakukan. Karna kedewasaan adalah kemampuan kita mengontrol diri sendiri.
Manusia adalah makhluk yang mempunyai emosi yang tak terbatas. Disinilah
kedewasaan kita akan teruji.
Membahas tentang blog yang berjudul
“Tua Belum Tentu Dewasa”, maka saya sebagai penulis akan sedikit bercerita tidak
lebih dari hanya untuk memperjelas penilaian saya tentang kedewasaan. saya
menceritakan tentang seseorang yg pernah saya pahami segala kelebihan dan
kekurangan nya. Maaf saya tidak akan menyebutkan hubungan apa diantara kami.
Usia laki-laki ini bisa dikatakan lebih tua dari saya. Saya tidak
henti-hentinya memberikan nasehat, bahkan kritikan yg tajam. Selain adanya
pergaulan yang berbeda, pola pikir kami pun berbeda. Hubungan kami memang
banyak konflik. Saya memang kurang suka dengan rutinitasnya. Sebagai wanita,
saya selalu memberikan dia pengarahan untuk menjadi pria yang bertanggung jawab
dan sukses. Suatu ketika saya tau adanya penghianatan. Untuk saya pribadi, saya
bukan tipe wanita yang suka membalas penghianatan dengan penghianatan. Itu
semua sangat membuang waktu saya. Saya sudah tidak berkenan mempermainkan
cinta. Waktu pertama saya adalah untuk bekerja, karna kesadaran akan tanggung
jawab terhadap kehidupan saya. Saya harus bertanggung jawab untuk diri sendiri
dan ibu saya, dan saya tidak cukup banyak waktu untuk hanya menjalani hari-hari
saya dengan sekedar nongkrong dengan teman teman setiap harinya. Disini adalah
keputusan saya dalam mengambil sikap.
Sedangkan pria yang satu ini selalu
ingin bersenang-senang. Sifatnya itulah yang mematikan rasa cinta saya.
Bagaimana mungkin orang yang usia nya lebih tua dari saya tetapi saya sangat
merasa dia jauh lebih kecil dari saya. ini adalah bagian pertama penjelasan
saya dalam perbandingan umur. Umur lebih tua dari saya tetapi tidak lebih
dewasa dari saya.
Saya adalah orang yang tidak menutup
pergaulan. Saya senang bergaul, hanya saja saya lebih mengerti waktu. Sebagai
perempuan dan anak dalam keluarga saya, saya selalu menjaga kehormatan
keluarga. Saya sangat bebas bergaul, tetapi itu hanya sampai saya kelas 2 sma.
Semakin lama saya terkadang merasa bosan untuk selalu keluar rumah jika tidak
ada sesuatu yang memang penting. Ibu saya sangat pengertian dan membebaskan
saya dalam bergaul. Tetapi entah kenapa semakin lama saya merasa bosan sendiri
hidup dalam kebebasan. Tetapi, disisi lain saya melihat banyak perempuan seusia
saya yang belum merasa puas atas masa remaja nya. Seperti belum siap dewasa di
usia dewasa. Inilah perbedaan kedewasaan saya dengan sekelompok orang seusia
saya.
Dalam sebuah pergaulan, pasti akan
selalu ada yang namanya konflik. Nah, kedewasaan bagi saya juga bisa dilihat
dalam menyelesaikan konflik. Dari saya SMP sampai saya lulus SMA, saya tidak
pernah terlibat dalam sebuah pertengkaran sengit. Karna saya orang yang tidak
tertarik untuk memperkenalkan diri pada semua orang dalam masuk ruang
permasalahan. Jika saya mengalami konflik, saya selalu mencari solusi dengan
berpikir baik-baik dan saya selalu berusaha untuk tidak ribet. Apalagi antara
teman. Saya sangat tidak suka bertengkar dengan teman dekat saya sendiri.
Sejahat apapun teman saya, saya sangat mengenalinya, saya hanya memaklumi dan
mencoba menciptakan suasana damai walaupun saya harus mengalah dan memuji dia.
Itu semua saya lakukan agar kita tidak bertengkar seperti anak kecil.
Di usia saya ke 19th ini, tentunya
saya sudah mengalami jatuh bangun dalam kehidupan. Kebetulan saya adalah anak
perempuan yang sangat dekat dengan ibu saya yang tak hentinya memberikan
nasehat-nasehat bijak. Beliau selalu memarahi saya jika saya tidak kenyang
materi. Sampai saat ini saya telah mempelajari pengalaman hidup dari ibu saya
sendiri, dari saudara-saudara saya sendiri, dan teman-teman saya sendiri. Saya
memang bukanlah seorang sarjana, tetapi saya tidak miskin pelajaran hidup. Hal
inilah yang membuat saya dewasa. Jikalau saya mengalami cobaan, saya selalu
terus berusaha kokoh dan tak hentinya memohon kepada allah, karna cobaan hidup
datangnya dari sang maha baik. Saya selalu berusaha agar tidak terjatuh dan
terus-terusan menangis seperti anak kecil, tetapi saya juga tidak akan membuat
diri saya tinggi dengan cara menjatuhkan orang lain. Tetapi beberapa orang yang
saya kenali, bahkan yang dikatakan lebih tua dari saya belum tentu bersikap
seperti saya, dan justru saya yang harus selalu mengerti mereka.
Meskipun dalam umur yang sama, setiap orang berbeda
tingkat kedewasaan nya. Dewasa itu bisa menjaga diri, baik itu dari emosi,dll.
Orang yang dewasa pasti selalu berfikir matang dalam menyelesaikan masalah, dan
menciptakan suasana rukun. Karna pertengkaran hanya dilakukan oleh anak kecil
yang berebut mainan. Kedewasaan tidak bisa ditentukan oleh umur. Melainkan
dengan pola pikir yang mampu mengolah menjadi sebuah tindakan. TUA BELUM TENTU
DEWASA, karna dewasa tidak mengenal umur. Melainkan atas kesadaran diri, juga
bisa dari pengalaman hidup. Bisa pengalaman hidup kita, atau bercermin dari
pengalaman hidup orang-orang disekitar kita. Semakin banyak masalah yang anda
hadapi, peluang anda untuk menjadi manusia dewasa semakin besar.
Sekian tulisan saya. semoga pembaca mampu mengambil
hal positif nya.
Komentar
Posting Komentar